“Silaturahim
Membawa Berkah”
Manusia mempunyai sifat saling membutuhkan satu dengan yang lainnya, sama
seperti halnya makhluk tumbuh tumbuhan
dan makhluk hidup lainnya. Silaturahim merupakan salah satu sarana bagi kita
sebagai manusia untuk dapat saling mengunjungi antar sesama kita, bahkan hamper
sudah tradisi dan membudaya silaturahim pada saat lebaran tiba. Fenomena yang
terjadi memang demikian adanya dan sangat terlihat jelas, sehingga orang rela
berbondong – bondong berpergian jauh agar silaturahim antar sesama tetap
terjaga. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. Bersabda :
“Barang siapa yang menginginkan
dipanjangkan umurnya dan di luaskan rizkinya maka perbanyaklah silaturahim”
Mengutip hadits diatas, saya berpendapat serta meyakini dengan sepenuh hati
bahwasanya kunci kebahagiaan dan keberkahan hidup ada didalam silaturahim antar
sesame kita. Ada sebuah kisah nyata yang saya alami sendiri berkaitan dengan
judul diatas , yuk kita simak !!!
“Sejak kecil
saya orangnya sangat pendiam dan tertutup, sekolah dasar 6 tahun tak membuat
saya semakin dewasa, setalah saya menginjak kan kaki di sekolah menengah
pertama (SMP) saya pun terlihat semakin sulit (dibaca : sulit = eror / nakal),
maka kasus demi kasus datang silih berganti menghampiri hidup saya. Tak kuat
menahan derita, saya pun lekas lulus dan melangkah di SMA. Setiba duduk di
bangku SMA, saya pun sedikit demi sedikit mulai memperbaiki diri, karena dampak
kenakalan semenjak SMP pun terbawa sampai di SMA. Masa – Masa SMA adalah masa
yang paling indah kata kebanyakan orang, emang betul kah kawan? Ya, rasakan
sendiri lah. Aku pun beranjak dewasa , mulai dari sikap, perkataan, serta penampilan
ku juga mengalami perubahan bahkan signifikan, waw … . ciyus? Hahha.. ya ciyus.
Sikap, dan pola pikir ku lebih maju, dan berkembang sewaktu SMA ketimbang saya
masih SMP. Ya namanya juga sekolah , semakin tinggi taraf pendidikan nya maka
semakin maju pulalah cara ia berfikir,, you right? … so pasti.
3 Tahun yang
kulalui di SMA , membuat ku sedikit merasakan penyesalan .. . hmmm….. .
Ya, sudah
pasti,, tidak ada satupun prestasi yang bias aku banggakan. Itu yang aku
sesali.
Namun, apa
daya,, nasi sudah menjadi bubur, kutakan larut dan bersedih terlalu dalam… .
aku pun bertekad dan berjanji dengan diriku sendiri, yang kurang lebih
pernyataannya seperti ini :
“ Mulai saat ini
(lulus SMA) saya bernadzar kepada TUHAN, akan menjadi orang baik dan berguna
sampai akhir hayat”… . dasyhat.
Sebuah ikatan ,
janji, dan pernyataan yang teramat kuat bahkan tidak akan lepas,,, demikian janji
saya kepada sang pencipta.